Apakah anemia karena kekurangan vitamin C itu?


Anemia karena kekurangan vitamin C adalah sejenis anemia yang jarang terjadi, yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C pada jangka waktu yang lama. Vitamin C dapat ditemui pada buah yang berwarna orange dan merah serta sayuran hijau. Pada anemia ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang kecil.

Gejala yang terjadi pada penderita anemia: lelah, kurang bertenaga, sesak napas serta gejala lainnya. Sedangkan pada anemia karena kekurangan vitamin C bisa menyebabkan scurvy (penyakit gangguan pada kulit sejenis kudis).

Untuk mengobati serta mencegahnya, dengan cara mengkonsumsi suplemen vitamin C dan menamah asupan vitamin C dalam menu makanan sehari-hari.

sumber : medicastore.com

Apakah anemia karena kekurangan vitamin B12 itu?


Anemia karena kekurangan vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah sejenis anemia megaloblastik disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat. Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas). Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal.

Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut. Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).

Penyebab lainnya :

  1. pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12
  2. penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)
  3. pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap
  4. vegetarian

Selain mengurangi pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan :

  1. kesemutan di tangan dan kaki
  2. hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
  3. pergerakan yang kaku

Gejala lain yang terjadi :

  1. buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
  2. luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
  3. penurunan berat badan
  4. warna kulit menjadi lebih gelap
  5. linglung
  6. depresi
  7. penurunan fungsi intelektual

Untuk mengobati kekurangan vitamin B12 atau anemia pernisiosa adalah pemberian vitamin B12. Sebagian besar penderita tidak dapat menyerap vitamin B12 per-oral (ditelan), karena itu diberikan melalui suntikan. Penderita harus mengkonsumsi tambahan vitamin B12 sepanjang hidupnya

Untuk mencegahnya, dengan cara mengkonsumsi suplemen vitamin B12 dan menerapkan pola hidup seimbang.

sumber : medicastore.com

Sekilas tentang anemia


Apa yang dimaksud dengan anemia?

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Anemia menyebabkan turunnya kadar sel darh merah (hemoglobin) dalam darah.

Tingkat Hb dapat diukur pada pemeriksaan darah lengkap. Secara keseluruhan, wanita mempunyai tingkat Hb lebih rendah dibandingkan pria. Begitu juga orang yang tua atau masih muda.

Gejala-gejala anemia, yaitu : merasa cepat lelah, pusing, bahkan terkadang sesak napas.

Apa penyebab anemia itu?

  1. Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat (anemia pernisiosa), dan vitamin C.
  2. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
  3. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid pada wanita
  4. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)

Bagaimana pengobatan anemia?

Mengobati anemia bergantung pada penyebabnya.

Untuk mencegah anemia, dapat dengan mengkonsumsi suplemen zat besi, makanan yang bergizi, dan vitamin C serta istirahat yang cukup.

Asal-usul Tempe


Bagi anak-anak muda sekarang mungkin tempe dianggap makanan yang sudah kuno, tak berhargs dan lebih tertarik dengan makanan-makanan yang berbau modern dan Barat seperti Kraby Patty kalau di film Spongebob. Namun tidak demikian dengan William Shurtleff, penulis buku The Book of Tempeh. Ia menyebut tempe sebagai "A Super Soyfood from Indonesia". Hal ini dikarenakan tempe mempunyai manfaat tak tertandingi bagi kesehatan.

Penelusuran asal-usul tempe cukup sulit karena menghadapi beberapa kendala, diantaranya karena faktor tulisan dan bahasa. Tulisan Jawa Kuno sudah hampir punah dan bahasa Jawa Kuno nyaris berubah menjadi bahasa Jawa Baru.

Dalam buku Bunga Rampai Tempe Indonesia, Mary Astuti, seorang pakar tempe dari Universitas Gajah Mada menuliskan asal-usul kedelai dan tempe berdasarkan hasil penelusuran dokumen yang ada. Menurutnya (dari dua buah kamus), kedelai berasal dari bahasa Tamil (India Selatan) yang berarti kacang kedelai (mung bean, soybean).
Berdasarkan catatan para pedagang Cina yang datang ke Jawa pada zaman Dinasti Sung (abad X), pulau Jawa merupakan daerah pertanian yang subur dengan hasil pertanian berupa padi, rami, dan polong-polongan, tetapi tidak terdapat gandum (Groenevelt, 1960). Para pedagang Cina yang berdagang dengan orang Jawa memberikan informasi (sekitar abad XXI) bahwa barang-barang dagangan dari Jawa adalah kapuk, buah pinang, pala, fuli, cengke, gambir, nangka, dan pisang. Sebaliknya, dari Cina diimpor boraks, sutera, dan aluminium. Kedelai tidak disebutkan dalam daftar komoditas impor Cina tersebut, suatu bukti bahwa kedelai belum diperhatikan dan dibudidayakan di negeri Cina.

Mary Astuti menulis bahwa dalam pustaka Serat Sri Tanjung (sekitar abad XII dan XIII) yang bercerita mengenai Dewi Sri Tanjung, terselip kata kedelai yang ditulis sebagai kadele. Salah satu baitnya menggambarkan jenis tanaman di Sidapaksa yang mengandung kata kedelai, kacang wilis, dan kacang luhur.

Kata kedelai tidak hanya ditemui dalam Serat Sri tanjung, tetapi juga dalam Serat Centhini. Oleh penulisnya, Serat Centhini disebut Suluk Tambangraras. Pada Serat Centhini, kata kedelai terdapat pada jilid II, sedangkan kata tempe terdapat pada jilid III. Serat Centhini jilid III tersebut menggambarkan perjalanan Mas Cebolang dari Candi Prambanan menuju Pajang dan mampir di Tembayat, Kabupaten Klaten. Di sana, Pangeran Bayat dijamu dengan lauk-pauk seadaanya, termasuk tempe.

Dalam The Book of Tempeh Dr. Sastroamijoyo memperkirakan bahwa tempe sudah ada lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Saat itu bangsa Cina membuat makanan dari kedelai yang hampir mirip tempe, yaitu koji (sejenis kecap). Makanan tersebut terbuat dari kacang kedelai matang yang diinokulasi dengan Aspergillus oryzae. Metode inokulasi ini kemudian dibawa para pedagang Cina ke Pulau Jawa dan dimodifikasi agar sesuai dengan selera orang Jawa. Modifikasi dilakukan dengan mengganti Aspergillus oryzae dengan Rhizopus yang sesuai dengan iklim Jawa.

Pada zaman Jawa kuno, terdapat makanan yang dibuat dari sagu, disebut tumpi (Zoetmulder, 1982). Oleh sebab tempe juga berwarna putih dan penampakannya mirip tumpi maka makanan olahan kedelai ini disebut tempe.

Penemuan-penemuan tersebut sudah merupakan bukti yang cukup untuk memastikan bahwa tempe berasal dari Jawa. Tempe merupakan ciptaan dan menjadi budaya orang Jawa. Penyebaran tempe saat ini sudah berkembang di seluruh tanah air dan tidak terlepas dari ciri-ciri dan budaya Jawa itu sendiri.

Ayo kita makan Tempe!!!


Sumber: Dra. Emma S. Wirakusumah, MSC, Tempe Makanan "Super" Asli Indonesia (Jakarta: Penebar Swadaya, 5-7).


ShoutMix chat widget

Pengikut