Kanker pada wanita


Pada wanita, terdapat 3 kanker yang paling sering terjadi yaitu : kanker indung telur (ovarium), kanker payudara, dan kanker serviks (kanker leher rahim). Tiga kanker inilah kontributor terbesar kasus kematian wanita di dunia.
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali.

Tumor (pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya (metastasis).

Penyebab kanker sampai saat ini belum diketahui semuanya. Ada beberapa hal yang dimasukkan dalam faktor resiko kanker yaitu tembakau, genetik, bahan kimia, radiasi, seks tidak aman, dan makanan yang tidak sehat.Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker adalah menjauhi faktor resikonya dan memeriksa kesehatan untuk mengetahui adanya kanker sejak dini.

1. Kanker indung telur (ovarium)
Kanker indung telur (ovarium) sering disebut sebagai the silent lady killer karena muncul tanpa gejala (asimtomatik) dan baru menimbulkan keluhan jika masuk pada stadium lanjut. Meski begitu ada beberapa gejala yang perlu dicurigai sebagai timbulnya kanker ovarium.
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk tumor kista, namun ada pula yang berbentuk tumor padat. Pada stadium awal, gejala yang timbul berupa ganguan haid. Berbeda dengan kanker leher rahim yang bisa dideteksi dengan “pap smear”, belum ada cara untuk memeriksa adanya keganasan kanker ovarium.

The American Cancer Society baru-baru ini mengumumkan hasil konsesus para ahli kanker mengenai gejala-gejala kanker ovarium, antara lain bengkak-bengkak di bagian tubuh, rasa sakit di bagian perut dan panggul, kehilangan nafsu makan, sering buang air kecil. Rasa sering berkemih timbul jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan di daerah panggul yang menyebabkan nyeri, juga nyeri pada saat bersenggama.

Dalam situs rumah sakit Kanker Dharmais disebutkan, pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan cairan dalam rongga perut) penyebaran ke omentum (lemak perut) dan organ-organ didalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati seperti perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil.

Jika menemukan gejala-gejala tersebut, periksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium. Pemeriksaan terutama sangat dianjutkan pada wanita yang memiliki faktor resiko tinggi, yakni wanita yang mendapat haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat, wanita yang tidak pernah atau sulit hamil, adanya riwayat kanker ovarium dalam keluarga, serta wanita penderita kanker payudara dan kanker usus.

2. Kanker Payudara
Kanker Payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, Hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria. Dari seluruh penjuru dunia, penyakir kanker payudara (Breast Cancer/Carcinoma mammae) diberitakan sebagai salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomor lima (5) setelah : kaker paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus.

• Penyebab Kanker Payudara
Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, namun beberapa faktor kemungkinannya adalah :

Usia, Penyakit kanker payudara meningkat pada usia remaja keatas.

Genetik,Ada 2 jenis gen (BRCA1 dan BRCA2) yang sagat mungkin sebagai resiko. Jika ibu atau saudara wanita mengidap penyakit kanker payudara, maka anda kemungkinan memiliki resiko kanker payudara 2 kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam keluarganya tidak ada penderita satupun.

Pemakaian obat-obatan, Misalnya seorang wanita yang menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone replacement therapy (HRT)} seperti Hormon eksogen akan bisa menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara.

Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah; tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit kanker payudara meningkat pada orang yang sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.

• Tanda dan Gejala Penyakit Kanker Payudara
Bagi anda yang merasakan adanya benjolan aneh disekitar jaringan payudara atau salah satu payudara tampak lebih besar, Sebaiknya cepat berkonsultasi kepada dokter. Benjolan ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, mulai dari ukuran kecil yang kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit. Beberapa kasus terjadi perubahan kulit payudara sekitar benjolan atau perubahan pada putingnya. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat ditekan. Jika dirasakan nyeri pada payudara dan puting susu yang tidak kunjung hilang, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Puting susu yang mengkerut kedalam, yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan bahkan adanya oedema (bengkak) sekitar puting merupakan salah satu tanda adanya kanker payudara. Hal lain adalah seringnya keluar cairan dari puting susu ketika tidak sedang menyusui bayi Anda.

• Diagnosa Penyakit Kanker Payudara
Penyakit kanker payudara dapat diketahui dengan pasti dengan cara pengambilan sample jaringan sel payudara yang mengalami pembenjolan (tindakan biopsi). Dengan cara ini akan diketahui jenis pertumbuhan sel yang dialami, apakah bersifat tumor jinak atau tumor ganas (kanker).

• Type Penyakit Kanker Payudara
Melalui pemeriksaan yang disebut dengan mammograms, maka type kanker payudara ini yaitu:

Kanker payudara non invasive, kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara alveolus (kelenjar yang memproduksi susu) dan puting payudara}. Dalam bahasa kedokteran disebut 'ductal carcinoma in situ' (DCIS), kanker ini belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung (tube) susu.

Kanker payudara invasive, kanker yang telah menyebar keluar bagian kantung susu dan menyerang jaringan sekitarnya bahkan dapat menyebabkan penyebaran (metastase) kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar lympa dan lainnya melalui peredaran darah.

• Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kanker Payudara
Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadium lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan kedokter atas kelainan yang dihadapinya.

Pembedahan, Pada kanker payudara yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah tindakan yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya :

1. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

2. Total Mastectomy,yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

3. Modified Radical Mastectomy,yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

Radiotherapy (Penyinaran/radiasi), yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb(haemoglobin) dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai 'Therapy anti-estrogen' yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

Kemoterapi, Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran.

• Pencegahan Penyakit Kanker Payudara
Bagi anda yang merasakan ada hal yang tampak berbeda pada payudara, segeralah memeriksakan diri ke dokter jangan sampai terlambat. Misalnya adanya pembesaran sebelah, adanya benjolan disekitar payudara, nyeri terus menerus pada puting susu dan sebagainya seperti pada keterangan tanda dan gejala payudara diatas.

Tindakan lain yang bisa anda lakukan adalah hindari kegemukan, kurangi makan lemak, usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C, jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap, olahraga secara teratur, dan check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur.

3. Kanker Serviks (kanker leher rahim)
Kanker Serviks merupakan jenis kanker yang menyebabkan kematian tertinggi pada perempuan. Prestasinya tidak main-main, ia menempati urutan pertama jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di Indonesia.
Menurut data Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penyakit ini telah merenggut lebih dari 250.000 perempuan di dunia dan terdapat lebih 15.000 kasus kanker serviks baru, yang kurang lebih merenggut 8.000 kematian di Indonesia setiap tahunnya.
Kanker Serviks disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HPV (Human Papilloma Virus), virus ini memiliki lebih dari 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Namun infeksi menetap yang disebabkan HPV dengan jenis resiko tinggi dapat mengarah pada kanker serviks.Penyebab secara tidak langsung timbulnya penyakit ini adalah hubungan seksual pada usia dini, persalinan yang terlalu sering, wanita yang merokok, serta terjadinya multi partner.
Gejala awal pra kanker umumnya ditandai dengan ditemukannya sel-sel abnormal di bagian bawah serviks, hal ini bisa diketahui dengan suatu tes yang disebut dengan tes “pap smear”. Setelah dilakukan tes pap smear, biasanya pasien akan diberi vaksin, sayangnya harga vaksin ini masih tergolong mahal. Tetapi kini ada metode tes terbaru yang lebih murah dengan tingkat keakuratan tinggi, yakni tes IVA yang ditemukan oleh Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG. Tes IVA untuk mendeteksi pra kanker atau HPV tipe resiko rendah atau tinggi yang menyebabkan kelainan pada serviks.
Gejala kanker serviks antara lain seringnya keputihan yang cairannya berwarna kuning, kemudian banyak dan sering muncul atau sering kali merasakan sakit sehabis bersenggama. Selain itu kadang kala ada serviks yang hadir tanpa gejala. Pendarahan vagina yang tidak normal pun perlu diwaspadai.

sumber:kompas.com dan cancerhelps.com

0 komentar:


ShoutMix chat widget

Pengikut