Wahana dunia sihir di Makassar


Indonesia segera punya tempat hiburan indoor terbesar di Asia. Namanya Trans Studio, di Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan. Dari Bandara Sultan Hassanudin, hanya butuh 30 menit untuk mencapainya.Ditargetkan rampung pada 9 September 2009. Kompleks Trans Studio Makassar terletak pada sebuah kawasan niaga di tepian Pantai Losari yang terkenal indah. Luas lahan Tanjung Bunga mencapai 5 ribu hektare, dahulunya kawasan tersebut merupakan kawasan tambak dan pemukiman para nelayan. Kompleks ini dibangun oleh PT. Trans Kalla, merupakan perusahaan sinergi Trans Corp (Trans TV-Mega Bank Group) dan keluarga Jusuf Kalla sebagai pemilik lahan dengan investasi dana sebesar Rp. 1 Triliun.

Tanggal 27 Juni lalu telah dikebut dua bangunan utama, yaitu Trans Studio Makassar dan Menara Bank Mega. Dua bangunan tersebut menempati lahan seluas 16 hektare. Menara Bank Mega bakal berdiri 11 lantai sedangkan Trans Studio Makassar bakal berdiri dua bangunan sektakuler di atas lahan 4,6 hektare. Yakni, gedung pusat pembelanjaan (Trans Walk) seluas 2,4 hektare dan Theme Park seluas 2,2 hektare. Theme Park mengadopsi konsep theme park di Disneyland dan Universal Studios.

Pembangunan Trans Studio Theme Park yang juga disebut Family Entertainment Center (FEC) sudah hampir rampung, tingginya 20 meter. FEC mengadopsi konsep Universal Studios di Amerika Serikat, Disneyland di Amerika, Jepang, Eropa, dan Hongkong, lalu Gold Coast di Quensland, Australia, juga Dubailand di Dubai. Theme Park ini memiliki empat theme, yakni Studio Central, The Lost City, Magic Corner, dan Cartoon Corner yang akan membawa Anda ke Amerika abad ke-19.

Lorong utama terdiri atas jalan “beraspal” dengan lebar 4 meter berfungsi sebagai mobilitas pengunjung yang akan keluar masuk setiap wahana. Jalan ini juga diapit pendestrian crosswalk selebar 2 meter. Itu masih di jalan utama, di sisi kiri dan kanan jalan, ada barisan pertokoan dengan gaya bangunan lawas. Barisan toko ini menjadi pintu masuk wahana, salah satunya wahana Studio Central yang akan digunakan untuk menampilkan pertunjukan khas Trans TV dan Trans 7. Di sini juga terdapat amphitheater berkapasitas 300 penonton yang digunakan untuk menggelar pertunjukan seperti Extravagansa, Bukan Empat Mata dan pertunjukan jaringan Trans TV lainnya.

Masih di kompleks Studio Central, tepatnya di samping ampitheater, akan ada wax museum. Museum ini bukan berfungsi untuk menyimpan benda-benda langka tetapi untuk menyimpan patung lilin artis-artis dan public figure yang biasa main di Trans. Konsepnya diambil dari Madame Tussaud’s Museum di beberapa negara, seperti London dan Hongkong.

Setelah Studio Central, theme selanjutnya adalah Magic Corner. Setting tempatnya bergaya Inggris abad ke-16 atau abad pertengahan. Bagi penggemar Harry Potter, nuansa theme itu tidak terlalu asing. Nama-nama bangunan yang mengelilingi tempat itu didesain bernuansa sihir dan seram. Ada The Witches Cauldron (bejana penyihir), Unicorn Inn (penginapan unicorn) dan kastil-kastil tua. Bangunanya pun tampak kusam dam muram dengan dominasi warna hitam dan coklat.

Di tengah-tengahnya terdapat pohon besar yang menjulang hingga atap seperti Dedalu Raksasa dalam kisah Harry Potter. Beberapa Jack O’Lantern (labu yang berwajah manusia, identik pada perayaan Halloween) dengan mata menyala tampak tergeletak di antara akar-akarnya yang besar.

Di salah satu sudut Magic Corner, diletakkan sebuah wahana permainan electroblast (alat yang dapat membuat mereka yang mendudukinya melompat-lompat). Di sebelah selatan Magic Corner terdapat wahana Dunia Lain yang terdiri atas 9 zona, antara lain rumah sakit tua, kamar mayat, kuburan, dan hutan bambu. Hantu-hantu yang disediakan adalah hantu-hantu local seperti pocongan, kuntilanak, dan jelangkung. Konsepnya terinspirasi film Harry Potter, di sekolah Hogwarts ada hantu-hantu yang bergentayangan yang hilir-mudik dan bisa menembus tubuh manusia tiap kali berpapasan.

0 komentar:


ShoutMix chat widget

Pengikut